detakbogor.com - Hari ke tujuh masa kampanye Pilbup Bogor 2013, Calon Bupati dan Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Bogor Rachmat Yasin (RY) dan Hj.Nurhayanti, kembali menyusuri pelosok wilayah Barat Kabupaten Bogor, Kamis (29/8).
Kali ini, RY blusukan ke Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng, Nanggung, Sukajaya dan Cigudeg. Sementara Yanti menelusuri Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan. Yang menarik, di semua lokasi yang dikunjungi kedua calon pemimpin daerah tersebut, masyarakat menyambut dengan antusias.
Di bawah terik matahari yang sangat panas, Hj.Nurhayanti tetap bersemangat menyambagi para petani yang sedang beraktifitas menanam padi di persawahan Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan. Kedatangan birokrat senior itu membuat para petani berebut untuk berjabat tangan.
"Doain ibu-ibu supaya saya terpilih menjadi wakil bupati Bogor mendampingi Pak Rachmat Yasin, insyaAllah kami akan berjuang untuk para petani di wilayah Pamijahan agar menjadi lebih sejahtera," ujar Nurhayanti saat berdialog dengan petani, kemarin.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Bogor, wilayah barat merupakan salah satu zona agraris di Kabupaten Bogor. Dan hingga kini, pertanian di Bogor Barat masih menjadi kebanggaan Pemerintah Daerah. "Selama pemerintahan pak Rachmat yasin bantuan untuk petani sudah dilakukan, baik bibit, pupuk, bahkan fasilitas penunjang lainnya. Kalau para petani ingin terus diperhatikan, coblos nomer tiga ya," tuturnya.
Sosok Nurhayanti memang sudah tidak asing dimata masyarakat Bogor Barat. Selama roadsow di wilayah Pamijahan dan Cibungbulang, berkali-kali mantan Sekda Kabupaten Bogor, itu turun dari kendaraannya sekedar untuk bersalaman. "Orang Bogor Barat mah dulur kabih (saudara semua, red)," kata Nurhayanti menggunakan bahasa Sunda.
Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat Bogor Barat harus memilih pasangan nomer tiga. Selain sudah teruji cabup dan cawabup Bogor pasangan Raya putra asli daerah. "Makanya, jangan lupa pilih nomer tiga, Bogor Barat pasti sejahtera," pungkasnya.
Biayai Anak Putus Sekolah
Sementara itu, saat melakukan kampanye simpatik ke Pasar Leuwiliang, Cabup RY mendapati anak-anak putus sekolah yang sedang berdagang kantong plastik. Awalnya, ia menemui Igum (12). Igum tampak kaget dan menangis melihat bupati dan rombongan. Lalu RY memeluknya. "Jangan takut. Daek teu sakola deui?," ucap RY.
Igum pun terdiam. Lalu ia mulai menjawab, "Daek Pak,". RY berjanji membiayai sekolah dan kebutuhan Igum. "Engke bapak nu ngajamin. Ulah sieun ka bapak. Sakola deui nyia. Ditanggung ku bapak," janjinya. Lalu disambut tepuk tangan dan teriakan, "Hidup Rachmat Yasin," oleh masyarakat sekitar.
Ia pun meminta tolong kepada Kepala Unit Pasar Leuwiliang. "Tolong didata ya. Namanya, anak siapa, alamatnya dimana. Nanti laporkan ke saya. Biar saya yang tanggung semuanya," kata dia.
RY lalu melanjutkan perjalanan, dan bertemu lagi dengan Seldi (12) dan Nurdin (13). Mereka tampak bingung dengan keramaian pasar kali itu. RY pun menghentikan langkah dan menanyakan anak-anak tersebut. "Kunaon didieu? Teu sakola deui?," ucap RY. Seldi pun menjawab, "Teu sakolah," ungkapnya.
RY melanjutkan perbincangan, "Kunaon teu sakola? Teu boga biaya?," ucapnya. Nurdin pun menjawab, "Teu boga duit pak,". Nurdin menjelaskan, sudah setahun belakangan ia bekerja sebagai pedagang plastik. Setiap harinya ia bekerja dari pukul 07:00 hingga 10:00 WIB. Ia mengaku berhenti ketika duduk di Kelas 6 SDN Cimanggu, Desa Cibatok, Kecamatan Leuwisadeng. "Bapak udah ga punya duit," akunya.
Nasib serupa juga dialami Kodih dan Barkah. Kedua anak berusia 13 tahun tersebut masih ingin melanjutkan sekolah. "Kalau dibiayain mau aja sekolah lagi," aku Kodih.
Demikian juga dengan anak-anak lainnya, Fahru (15), Aib (10), Ade (10), Dedi (17), Ridwan (12), Ifandi (13), Ranu Galih (13), Firli Andriandi (14). Kepada Dedi, RY berpesan untuk melanjutkan sekolahnya di tataran SMA. Dedi mengaku berhenti sekolah seusai SMP.
"Boleh kamu kerja begini sekarang. Tapi nanti kalau punya anak dan istri mau dikasih makan apa mereka? Jangan sampai tidak sekolah. Minimal kamu bisa bekerja lebih baik. Naikkan derajat hidup yah. Kudu sakola deui," jelas RY.
RY juga berbelanja bumbu dapur dan tempe yang dibagi-bagikannya kepada pengunjung pasar. Dewi, seorang ibu rumah tangga yang kebetulan lewat dan mendapat bumbu dapur mengaku senang dengan kedatangan cabup tersebut.
Konvoi RY didampingi partai politik koalisi diantaranya Golkar, PKS, Demokrat, PAN dan Hanura berlanjut ke RT 07/RW 04, Kampung Sadeng Pasar, Desa Babakan Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng.
Lalu menuju Desa Parakan Muncang, Kecamatan Nanggung. Di sana, ia mengunjungi poskamdes dan lautan warga yang sudah menantinya sejak pagi. Nurlela, warga RT 02/RW 06, Jalan Kampung Pakapuran, Desa Parakan Muncang ini misalnya. Meski menanti sejak pukul 08:00 WIB, ia merasa puas sudah bisa menyaksikan langsung wajah RY. "Ganteng kayaq di TV," ucapnya.
Selanjutnya, ia berorasi di Lapangan Pasirbendera di Kampung Pasirbendera, Desa Kiarasari di Kecamatan Sukajaya. Di hadapan warga, ia berjanji untuk memperbaiki jalan yang rusak di Sukajaya. Menurutnya, perhatian dan rasa cintanya kepada Kiarasari sangatlah besar. Bahkan, sudah berkali-kali ia berkunjung ke lokasi tersebut.
Ia juga meminta dukungan masyarakat untuk kemenangan Raya yang diusung 10 parpol dalam Koalisi Besar Kerahmatan. "Di Kiarasari mah 90 persen. Bagi saeutik ku nu sejen nyia. Teu nanaonlah," ungkapnya.
Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor, Ade Ruhendi memastikan bahwa Kiarasari akan berjuang habis-habisan bagi Raya. "Langsung Coblos Nomor 3. Ulah palah-pilih deui," ujar Jaro Ade, sapaan akrabnya.
Di titik akhir kampanye, tepatnya Lapangan Cipatat, Kampung Cipatat, Desa Kiarapandak, Kecamatan Sukajaya, RY mengingatkan warga untuk berhati-hati pada sabotase lawan politik yang akan mempengaruhi masyarakat untuk tidak mencoblos nomor 3. "Kudu datang ka TPS. Nyoblos Nomor 3," tandasnya.
RaYa Bertekad Sejahterakan Petani
Written By Unknown on Kamis, 29 Agustus 2013 | 19.12
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
0 komentar:
Posting Komentar